Sabtu, 16 Januari 2010

sel surya

disalin dari >>> energisurya.wordpress

Bisakah sel surya memberi pengaruh siginifikan pada aktifitas keseharian kita? Ataukah sel surya sebagai sebuah produk teknologi mampu menigkatkan taraf hidup umat manusia sebagaimana tujuan dari sains dan teknologi itu sendiri? Mengingat perannya sebagai sebuah sumber listrik atau sumber energi, apa saja yang dapat dilakukan oleh sel surya untuk menopang aktifitas jika kita mulai melepaskan diri dari ketergantungan sumber listrik konvensional semisal listrik dari perusahaan listrik yang mengambil listrik dari pembangkit listrik konvensional puila? Tulisan kali ini bertujuan mengupas secara ringkas pemanfaatan sel surya dalam mensuplai energi listrik sehari-hari, potensi aplikasinya berikut model-model produk berbasis sel surya.

Meski pada awalnya, pemanfaatan sel surya lebih banyak difokuskan pada sektor rumah tangga (lihat : Ramai-ramai membangun hunian swadaya energi) namun akhir-akhir ini beberapa aplikasi baru dari sel surya bermunculan. Aplikasi baru tersebut tidak lain berupa terobosan-terobosan produk elektronik yang memanfaatkan sel surya sebagai sumber tenaganya. Adanya terobosan atau inovasi produk yang didukung oleh sel surya diyakini didorong oleh karakteristik unik sel surya yang memilki mobilitas tinggi serta akses mudah hampir setiap sudut bumi terhadap sinar matahari, yang ujung-ujungnya membawa serta celah-celah pasar baru untuk produk inovasi teknologi.

Hanya saja, menurut pengamatan penulis, sel surya saat ini masih dalam skema peran sebagai produk komplementer dari pembangkit listrik konvensional yang sudah mapan, bukan merupakan pilihan utama itu sendiri. Kehadiran sel surya sebagai sumber listrik sejauh ini baru difokuskan untuk menutup kelemahan jaringan instalasi kabel listrik yang sering menemui hambatan dalam menjangkau daerah terpencil-pedalaman (remote area), pulau-pulau kecil dengan sedikit penghuni untuk kasus tanah air kita, pegunungan dengan minimnya jaringan listrik atau hanya merupakan bagian dari program pemberdayaan komunitas yang digiatkan oleh pemerintah atau NGO/LSM alih-alih murni pendekatan pemasaran atas dasar bisnis.

1. Pompa air bertenaga surya (solar powered water pump)

Sebagaimana namanya, pompar air yang berfungsi menyedot air dari dalam tanah ini digerakkan dengan tenaga surya. Secara fisik, fungsi maupun instalasi pompa air ini tidak ubahnya pompa air konvensional. Hanya saja, perbedaan mencolok ada pada panel surya silikon yang menggenapi sistem pompa air sebagai sumber listrik yang menggerakkan pompa, sebagaimana terlihat di Gambar 1 berikut. Konsep dari pompa air bertenaga surya ini ialah sebuah pompa yang diperuntukkan bagi daerah yang terisolasi atau jauh dari jaringan instalasi listrik. Konsep ini dirasakan efektif mengingat penggunaan secara kolektif pompa air bertenaga surya ini akan mereduksi beban biaya akibat keberadaan panel surya yang tidak murah.

solar-pump.jpg

Gambar 1. Contoh produk pompa air bertenaga surya.

Dibandingkan dengan pompa air dengan tenaga listrik konvensional, pompa air bertenaga surya ini menggunakan arus searah (arus DC) tidak seperti pompa konvensional yang berarus bolak balik (AC). Hal ini mengingat panel surya yang digunakan sebagai sumber listrik memiliki output arus DC dan tidak memilki pengubah arus DC-AC sebagaimana listrik yang terinstalasi di perumahan. Pada umumnya pompa air ini memerlukan panel surya dengan daya keluaran 75-100 Watt dan didukung oleh baterei 12 volt agar pompa dapat bekerja di malam hari pula. Kedalaman air yang dapat dicapai secara efektif oleh pompa ini berkisar 50-70 m dengan debit air maksimum hingga 275 liter per jam.

Konsumen dapat memilih dua jenis pompa ini, yakni pompa yang terletak di atas permukaan tanah atau pompa yang diletakkan/dipendam di bawah permukaan tanah. Kapasitas pompa beserta panel surya yang digunakan sangat tergantung dari kondisi operasi semisal kedalaman air di bawah tanah, berapa banyak debit air yang dibutuhkan serta tentu saja biaya. Penempatan pompa air bertenaga surya ini di Indonesia sudah dicoba di daerah kering minim hujan seperti di Nusa Tenggara Barat mapupun daerah Bantul DIY.

2. Kulkas bertenaga surya (Solar powered refrigerator)

Pernahkah kita membayangkan sebuah situasi ekstrim; bencana alam atau gempa yang melanda sebuah daerah, membuat daerah tersebut terisolasi dari luar baik perhubungan, telekomunikasi maupun dari instalasi listrik utama. Atau katakanlah sebuah daerah terpencil di pedalaman Sumatera atau Sulawesi yang memutuhkan tim kesehatan guna memeriksa kesehatan penduduk setempat di mana masalah listrik menjadi kendala utama. Dua situasi di atas yang berkaitan dengan penanganan pasca-bencana alam atau pemenuhan kebutuhan kesehatan penduduk merupakan salah satu pendorong ditemukannya sebuah lemari pendingin yang “portable” plus “mobile”yang dibawa oleh tim medis tanpa perlu bergantung pada ada atau tiadanya suplai listrik. Suplai listrik yang menopang beroperasinya lemari pendingin ini berasal dari sel surya pula, yang dapat dibawa dan dipasang dengan mudah (lihat Gambar 2). Sebagai sebuah peralatan medis, lemari pendingin ini berfungsi untuk menyimpan vaksin maupun obat-obatan dan makanan.

solar-refrigerator.jpg

Gambar 2. Lemari pendingin bertenaga surya untuk keperluan medis di daerah terpencil.

Sistem lemari pendingin bertenaga surya ini terdiri atas empat komponen utama; yakni panel surya, baterei, lemari pendingin dan kontrol pengisian listrik (“charge controller”). Panel surya yang dipergunakan biasanya berdaya 800 Watt untuk lemari pendingin berdaya 600 Watt. Baterei cadangan yang dipergunakan memiliki 105 Ah sebanyak 6-8 buah. Konon harga sebuah sistem lemari pendingin lengkap ini ialah US$ 5000.

(Bersambung)

0 komentar:

Dimana ya ?

 
Powered by Blogger