Sabtu, 06 Februari 2010

Emisi

disalin dari motorplus-online.com
3750emisi-dvd-1.jpgPelaksanaan uji emisi sudah mulai terus disosialisasikan. Nantinya, perpanjangan STNK bakal memprasyaratkan motor lulus emisi. MOTOR Plus sering kali mengulas mengenai motor yang lulus emisi bukan karena motor itu masih baru. Motor lama pun jika memiliki riwayat perawatan yang baik dipastikan akan lulus emisi.

Untuk itu, MOTOR Plus berupaya membuktikan pernyataan itu . Pengujian ini untuk membuktikan apakah benar motor lawas bisa lulus uji emisi? Apa saja yang mesti dilakukan oleh pemilik motor agar motor tetap lulus uji emisi?

Sampel yang digunakan kali ini adalah Honda Karisma 2003. Motor ini minim perawatan. Uji tes emisi pertama dilakukan sebelum motor ini diservis, lantas motor yang sama dites kembali setelah dilakukan servis ringan alias tune-up.

Untuk itu Em-Plus kerja sama dengan PT Wahana Makmur Sejati (WMS), main-dealer Honda Jakarta-Tangerang yang memiliki alat uji emisi. Tentunya juga sekaligus melakukan servis motor di sana. Apa hasilnya?3751emisi-dvd-2.jpg

Terbukti pada Honda Karisma itu sebelum diservis angka HC dan CO-nya tinggi alias tidak lulus uji emisi (lihat artikel tes sebelum servis halaman 17). Namun, setelah diservis ringan, hasilnya sangat berbeda, angka HC dan CO masih dalam batas diperbolehkan. Untuk CO (carbon monoksida) ditetapkan di angka 5,5 % vol. Sedang HC (hidro carbon) dipatok tak boleh lebih dari angka 2.500 ppm/vol.

Joko Suryono, Service Enginer (SE) PT WMS bilang motor yang dirawat sangat berpengaruh terhadap hasil uji emisi. Perawatan apa yang dilakukan terhadap motor Honda berkapasitas 125 cc ini. “Servis ini nggak lama, paling 30 menit,” bilang Joko.

Pertama, membersihkan saringan udara. Kotornya filter mempengaruhi kebutuhan campuran udara dengan bahan bakar ."Campuran ideal di ruang bakar adalah 14,7 atau 15 gram udara berbanding dengan 1 gram bensin. Itu terbakar sempurna,” bilang Joko yang sudah lebih dari 10 tahun kerja di WMS.

Wah, filter udara kotor aja bisa bikin campuran gak sempurna, apalagi kalau filter dilepas ya! Bisa jadi, lebih banyak campuran udara ketimbang bensin alias lean atawa miskin tuh. Bisa enggak pas deh kebutuhan di ruang bakar.

3752emisi-dvd-3.jpgUntuk mengetahui apakah campurannya ideal dilihat dari angka lamda di alat uji emisi. Jika lamda di bawah angka 1, artinya campuran terlalu banyak bensin. Akibatnya CO dihasilkan jadi besar. Bisa lebih dari angka 5,5 %vol.

Perawatan berikutnya pada karburator. Untuk mendapatkan emisi sempurna, baiknya bersihkan karbu dari kotoran. Untuk sobat yang besutannya aplikasi karburator model vakum, cek juga kondisi karet diafragma. Jangan sampai karet aus sehingga mempengaruhi kualitas campuran udara dan bahan bakar. Lanjut, lakukan penyetelan kembali sesuai kebutuhan mesin. "Lalu lakukan seting setelan angin,” saran pria 32 tahun ini.

Jika setelan udara kurang dari seharusnya, maka berpengaruh ke HC (hidro carbon). Kan udara masuk juga tidak sesuai untuk berbaur dengan bensin. Sehingga, campuran jadi terlalu kaya juga.

Berikutnya, lakukan pengecekan terhadap busi. Jika pemantik api di ruang bakar ini tidak bagus, baiknya ganti dengan busi baru. Sebab percikan api yang enggak maksimal, pembakaran dihasilkan tidak sempurna. Apalagi kalau busi berkerak ya!

Kelar ketiga part inti itu, baiknya juga lakukan pengecekan kompresi. “Kompresi rendah dari seharusnya, berarti ada kebocoran. Ini juga pengaruh emisi yang dihasilkan,” bilang Joko.

Buat menjaga agar kompresi tetap atau tidak turun drastis, lakukan pengecekan di setiap paking yang ada di mesin. Terutama paking kepala silinder dan paking knalpot. Jangan biarkan adanya kebocoran ya. Juga harus sekir klep.

Oh ya! Bicara sekitar kepala silinder, tidak ada salahnya juga untuk lakukan penyetelan kerenggangan klep. Jika klep terlalu renggang, itu juga tidak bagus. Apalagi terlalu rapat. Pastinya akan pengaruhi pembakaran di ruang bakar.

“Pada Karisma ini klepnya terlalu rapat, efeknya motor jadi tidak ada tarikannya,” papar Joko lagi.

Kemudian, lakukan juga pengecekan di bagian part suplai udara bersih ke ruang bakar. Untuk part ini, tiap pabrikan menyebutnya berbeda. Misal seperti di Honda sendiri disebut SASS (Secondary Air Suplay System).

Tentu sobat tahu fungsinya. Ya, mengalirkan udara bersih dari luar untuk membantu mengurangi emisi yang dihasilkan dari ruang bakar. Nah, jika alat ini tak bekerja sempurna, hasilnya emisi tidak akan turun.

Juga, tidak ada salahnya melakukan pembersihan di ruang bakar. Ya, bersihkan kerak atau deposit hasil pembakaran yang menumpuk di kubah kepala silinder. Untuk mempermudah kerja sobat, sekarang ini banyak tawaran produk pembesih ruang bakar.

Hanya bermodal beberapa puluh ribu dan bisa digunakan berkali-kali, sobat tinggal semprotkan lewat karburator atau lewat lubang busi. Jadi, enggak perlu lepas kepala silinder lagi dong. Tentu, enggak perlu beli atau ganti paking head.

Untuk tips lainnya, silakan lihat hasil pengujian bensin di bawah ini. Jangan ketinggalan juga, baiknya lakukan penggantian oli alias pelumas.

Oke dong?

Penulis/Foto : Eka, Hend/ David

0 komentar:

Dimana ya ?

 
Powered by Blogger